Harga Acuan Beras Dibatalkan

JAKARTA (HN) – Pemberlakuan harga acuan untuk tingkat konsumen berupa Harga Eceran Tertinggi (HET) telah dibatalkan. Kementerian Perdagangan (Kemendag) segera menyusun HET yang sesuai kondisi lapangan.

“Kami akan mengajak industri perberasan untuk berdiskusi,” kata Menteri Perdagang Enggartiasto Lukita di Jakarta, Jumat (28/7).

Ketua Komite Tetap Ketahanan Pangan Kadin Indonesia Fransiscus Welirang mengatakan, pengusaha menyambut baik pembatalan HET karena perlu disesuaikan dengan keadaan di pasar.

“Ada banyak jenis beras di pasaran. Perlu kejelasan HET apakah juga untuk beras kemasan karena ongkos produksi dan kemasan sudah berbeda,” kata dia kepada HARIAN NASIONAL.

Menurut dia, pembatalan untuk mempertimbangkan ulang HET memang harus dilalukan pemerintah. Selama ini belum ada kejelasan mengenai standar mutunya. Di samping itu, pembetukan lembaga khusus penjamin mutu beras juga diperlukan.

“Sekarang status beras medium dan premium siapa yang tentukan? Apa ada lembaganya. Jadi kita harus buat supaya jangan dikira-kira,” ujar dia.

Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengatakan, keputusan pemerintah dinilai cukup tepat. Keberadaan HET yang bisa berimbas penahanan barang oleh pengusaha.

Banyak pedagang beras sementara waktu tidak mengirimkan barang ke pasar Induk Cipinang. Mereka memiliki banyak jenis beras, termasuk beras premium yang memiliki harga di atas HET.

“Sudah hampir sepekan karena kebingungan dan takut salah mereka lebih memilih tidak mengirim barang,” kata Mansuri.

Mansuri mengatakan, aliran beras berhenti berdampak pasar ritel di DKI Jakarta. Meski belum sempat mengerek harga dikhawatirkan terjadi jika terlalu lama dibiarkan. “Memang sekarang belum naik. Namun, jangan sampai harga naik dulu,” ujarnya.

Direktur PT Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo Adi mengakui ada penipisan stok sejak Senin (24/7). Pedagang beras tidak mengirimkan barang. Biasanya sehari beras masuk sekitar 2.500-3.000 ton. “Namun, mulai Senin kemarin ada penurunan transaksi yang masuk sekitar 2.300, selanjutnya masuk 1.800 ton,” ujar dia.

Kendati demikian, penurunan angka pemasukan belum mereduksi stok aman beras. Hingga kemarin stok beras sekitar 43 ribu ton. “Batas waspada kalau sudah 30 ribu ton,” kata dia.

Menurut Arief, penurunan transaksi dipicu penggerebekan salah satu pabrik beras beberapa waktu lalu. Pengusaha khawatir akan mengalami hal serupa karena memiliki dagangan beras di atas HET Rp 9.000 per kilogram.

“Karena yang dijual berasnya macam-macam jadi mereka khawatir. Datangnya Pak Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita ke sini dan memberikan penjelasan pada HET melegakan pengusaha,” ujarnya.

http://m.harnas.co/2017/07/28/harga-acuan-beras-dibatalkan

Leave a comment